Senin, 25 September 2017

Etika Sebagai Tinjauan



ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

·        Pengertian Etika
Etika atau ”ethos” dalam bahasa yunani kuno yang berarti karakter,adat kebiasaan,cara berfikir,akhlak,sikap,watak, dan cara bertindak merupakan ilmu tentang sesuatu yang baik,apa yang buruk,dan tentang hak dan kewajiban moral.Kamus besar bahasa Indonesia,1988,menjelaskan bahwa etika di bedakan dalam tiga arti,yaitu ;
- Ilmu tentang apa yang baik dan buruk
- Kumpulan azas atau nilai
- Nilai menganai benar dan salah
Dengan pembedaan ketiga etika tersebut kita dapat memahami bahwa etika sering sekali muncul dalam pembicaraan sehari hari,baik secara lisan maupun tertulis.objek dalam etika adalah alam yang berubah,terutama alam manusia.

·        Beberapa pengertian etika menurut para ahli
- Menurut K.Bertens : Nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
- Menurut Ramali dan Pamuncak : Pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.
- Menurut W.J.S. Poerwadarminto : Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).

·        Prinsip – Prinsip Etika
sejak abad keempat sebelum Masehi para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat.Para pemikir itu telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Seluruh gagasan atau ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip,yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.

1. Prinsip Keindahan
            Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.Prinsip ini memberitahu kita agar berpenampilan,penataan ruang dengan baik dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bagus saat di lihat.

2. Prinsip Persamaan
            Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.Prinsip ini mengajarkan kita agar tidak berperilaku diskirimatif.

3. Prinsip Kebaikan
            Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.

4. Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh.Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.

5. Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.
  
6. Prinsip Kebenaran
            Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional.Kebenaran harus dapat dibuktikan kebenaran nya agar dapat di yakini oleh orang orang.
·        Basis Teori Etika
1. Etika Teologis
            Teolos atau tujuan merupakan,pengukuran baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu,atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.Terdapat dua aliran dalam etika teologis,yaitu:
            - Egoisme etis
Tindakan seseorang yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
            - Utilitarianisme
Dalam bahasa latin Utilitis yang berarti bermanfaat,merupakan suatu perbuatan yang bisa di bilang baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja  satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan,kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.

2. Deontologi
            Berasal dari kata  Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab:‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban  kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.

3. Teori Hak
            Teori hak merupakan suatu aspek dari teori dentologi,karena berkaitan dengan kewajiban.Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

4. Teori Keutamaan
            Keuatamaan dapat didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.Contoh Keutamaan :
  1. Kebijaksanaan
  2. Keadilan
  3. Suka bekerja keras
  4. Hidup yang baik

·        Egoism
Kata “egoisme” merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno – yang masih digunakan dalam bahasa Yunani modern – ego (εγώ) yang berarti “diri” atau “Saya”, dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme filosofis.
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah “egois”. Lawan dari egoisme adalah altruisme.
Hal ini berkaitan erat dengan narsisme, atau "mencintai diri sendiri," dan kecenderungan mungkin untuk berbicara atau menulis tentang diri sendiri dengan rasa sombong dan panjang lebar. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan kepentingannya sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat yang menggambarkan karakter seseorang yang bertindak untuk memperoleh nilai dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ia memberikan kepada orang lain. Egoisme sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan / atau kecerdikan untuk menipu.
Egoisme berbeda dari altruisme, atau bertindak untuk mendapatkan nilai kurang dari yang diberikan, dan egoisme, keyakinan bahwa nilai-nilai lebih didapatkan dari yang boleh diberikan. Berbagai bentuk "egoisme empiris" bisa sama dengan egoisme, selama nilai manfaat individu diri sendirinya masih dianggap sempurna.


Daftar pustaka                        :












Tidak ada komentar:

Posting Komentar